Feeds:
Pos
Komentar

Archive for Januari, 2010

Oleh: Drs. H. Muhammad Zen

Terjun di Self Publishing alias menerbitkan buku karya sendiri, sering didambakan banyak penulis. Banyak keunggulan jika penulis bersedia serta “berani” menerbitkan karyanya sendiri.

Namun terjun di self publishing juga tidak mudah. Penulis harus benar-benar mampu membuat buku yang layak pasar, jika memang ingin berhasil dalam self publishing. Sebab jika buku itu kurang layak pasar, meski mungkin menurut kita bagus, maka penjualan di pasaran jadi seret dan modal yang sudah kita keluarkan akan sulit kembali.

Agar bisa membuat buku yang layak pasar, kadang-kadang kita memang harus mengorbankan idealisme. Kalau kita menuruti idealisme, mungkin menurut kita sangat bagus tetapi ternyata di pasaran masyarakat jarang tertarik dengan buku itu. Padahal jika buku gagal di pasar, kita sendiri yang rugi besar, karena semua permodalan kita yang menanggung.

Sebaliknya jika buku layak pasar, keuntungan self publishing cukup menggiurkan.  Karena buku baru terjual antara 25 hingga 30 persen, kita sudah BEP alias sudah kembali modal. Jadi jika buku itu laris, bisa diterima pasar, kancah self publishing ini memiliki prospek bagus.

Pengalaman saya sudah 2 buku yang saya terbitkan sendiri:

Yang pertama berjudul : Kiat Sukses Mengikuti Sertifikasi Guru. Buku ini laris manis karena saat buku awal terbit (akhir 2007) gairah guru untuk ikut sertifikasi sangat luar biasa. Kini buku tersebut sudah cetakan ketiga.

Kedua berjudul: Jurus Ampuh Mengatasi Oknum Wartawan Nakal. Buku ini terbit Oktober 2009 dan kini sudah memasuki cetakan kedua.  Padahal saya belum memasukkan buku ini ke toko buku, pemasarannya sementara dalam bentuk kerjasama dengan EO Seminar  dan penjualan langsung via sales khusus. Sales khusus baru menggarap Malang, Bali dan Bandung. Sedangkan seminar baru di Malang Jatim dan Pekalongan Jateng. 

 Tapi bulan Pebruari 2010 nanti, saya ceramah di Pasuruan Jatim, Brebes Jateng dan Cirebon Jabar. Saat ini buku cetakan pertama tinggal 300 eks (semula cetak 1.000 eks), dan cetakan kedua saya cetak 2.000 eks. Mengapa berani cetak banyak ? Karena peserta seminar di Brebes saja rencananya di atas seribu orang (dibagi dalam 3 hari).  Seminar temanya mirip judul buku saya, tentang Strategi mengatasi wartawan nakal, biaya seminar agak lumayan mahal tapi semua peserta dapat buku tulisan saya.

Buku cukup laris….alhamdulillah

Read Full Post »

       Bagi seorang penulis, mampu menerbitkan buku karyanya sendiri, memang sering menjadi idaman. Banyak penulis yang bercita-cita bisa menerbitkan karyanya sendiri, daripada karya tulisan kita itu dilempar ke penerbit lain.

       Mengapa demikian ? Karena jika karya kita diterbitkan penerbit lain, posisi kita sebagai penulis seringkali dalam posisi yang “selalu kalah”. Semua kebijakan ditentukan penerbit, dan prosentase royalty bagi penulis juga “hanya”  rata-rata 10 % dari nilai buku yang terjual. Ini jika penerbit tersebut jujur dan amanah, namun bagaimana seandainya penerbit tersebut “nakalan” (misalnya cetak buku 3000 tapi dilkaporkan hanya 1000 ). Semua tergantung itikat baik pihak penerbit.

       Namun jika self publishing, alias kita menerbitkan karya kita sendiri, maka semua keuntungan dari penjualan buku kita yang menikmatinya. Jika buku tersebut tidak laku di pasaran, memang resikonya kita yang rugi karena biaya cetak dll kita yang nanggung. Namun jika laris manis di pasaran, maka kita juga yang untung besar.

       Berapa biaya yang dibutuhkan untuk self publishing ? Sangat relatif modal yang kita butuhkan. Namun untuk tahap awal, dengan cetak buku yang tidak terlalu tebal, kisaran 140-200 halaman, dengan omset cetakan 1000 eksemplar, dibutuhkan dana tak lebih dari Rp 10 juta.

        Keuntungannya ? Lumayan juga, karena buku baru terjual 30 persen saja misalnya,  sudah kembali modal.

       Jadi untuk terjun di SELF PUBLISHING ? SIAPA TAKUT. 

      Mari Sahabat

Read Full Post »

Blog saya ini memang terasa lama tidak saya isi.

Mohon maaf mulai akhir Oktober hingga Desember 2009 kemarin, saya bersama istri menunaikan ibadah haji ke tanah suci. Sebelum berangkat juga sibuk dengan kegiatan manasik dll sehingga praktis blog ini jarang saya tengok.

Selain itu menjelang berangkat haji saya juga ada kegiatan lokakarya, saya tampil sebagai nara sumber. Karena kegiatan tersebut di bawah PWI Malang maka saya juga harus banyak terjun, mengingat saya sebagai Wakil Ketua PWI Malang bidang pendidikan dan kesra. Alhamdulillah lokakarya sukses.

Lokakarya di Hotel Pelangi Malang berlangsung 17 Oktober 2009 (sepekan menjelang saya berangkat haji). Setelah saya pulang haji, tepatnya 17 Desember 2009, saya kembali tampil dalam lokakarya di Pekalongan Jawa Tengah. Peserta cukup banyak sekitar 150 lebih meski harga cukup mahal yakni Rp 350 per-peserta.

Bulan Januari 2010 ini rencannya saya tampil di hadapan guru-guru, yang digagas teman-teman Pemuda Muhammadiyah Malang. Rencana tanggal 10 dan 12 Januari 2010.  

Bulan Februari depan rencanannya saya lokakarya di Brebes Jawa Tengah dan Cirebon Jawa Barat. Mohon doanya semoga semua sukses.

Meski agak padat acaranya, namun saya tetap ingin rutin menulis di blog kesayangan ini. Sebab jika lama tidak nengok, terasa kangen nulis di blog.

Sukses Selalu untuk semua sahabat

Read Full Post »