Tanggal 25 Maret 2010 yang lalu, saya memberi ceramah di hadapan mahasiswa Universitas Negeri Malang. Peserta yakni mahasiswa tingkat akhir dan mereka yang baru saja wisuda tapi sedang berusaha mencari lapangan kerja. Berikut makalah saya di acara tersebut:
STRATEGI MENEMPUH
KARIR BIDANG JURNALISTIK PLUS
(Wartawan Media Cetak, Wartawan TV dan Penulis Buku)
Oleh : Drs. Muhammad Zen
Banyak jalan menuju Roma, itulah salah satu pepatah yang sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Yang jelas, banyak jalan bisa diupayakan agar seorang sarjana, termasuk sarjana lulusan Universitas Negeri Malang, mampu merengkuh karir yang terbaik.
Selain karir di bidang guru atau pegawai negeri sipil (PNS), ada sejumlah karir yang bisa ditekuni para sarjana lulusan Universitas Negeri Malang. Dalam kaitan ini yang akan kami paparkan yakni karir alternatif di bidang jurnalistik plus, yang meliputi wartawan media cetak, wartawan televisi serta karir di bidang penulis buku. Karir di tiga bidang tersebut, bisa dilakukan oleh para sarjana lulusan UM dari disiplin ilmu apa saja.
Bagaimana cara atau strategi yang tepat, untuk menggapai karir tersebut ? Dalam kesempatan inilah kita akan berbicara secara detail dan blak-blakan, lantas nanti kita diskusikan bersama.
Semua Bisa Jadi Wartawan Dan Penulis
Keinginan untuk jadi wartawan merupakan hal yang bukan tidak mungkin untuk direalisasi. Jadi wartawan itu gampang, asal tahu caranya. Pasalnya, pada dasarnya semua orang bisa dan memiliki potensi jadi wartawan.
Semua orang asal memiliki niat yang serius dan berjuang keras merealisasikannya, pasti bisa jadi wartawan. Asal seseorang bersedia bekerja serius dengan menerapkan strategi yang tepat, maka dia akan dengan mudah jadi wartawan.
Menekuni profesi wartawan memang membutuhkan minat yang keras membaja, serta serta strategi yang jitu. Tanpa adanya dua hal tersebut, maka angan-angan untuk menjadi wartawan hanya akan tinggal angan-angan semata. Ada beberapa persyaratan yang harus dimiliki, jika seseorang ingin terjun menekuni karir sebagai wartawan.
Di antaranya yakni memiliki potensi kecerdasan otak yang bagus, tangguh dalam bekerja, semangat hidup yang membaja dan pantang menyerah. Selain itu persyaratan lain yang harus dimiliki calon wartawan, yakni kondisi fisik yang prima serta mudah menjalin hubungan baik dengan segenap lapisan sosial.
Potensi kecerdasan otak yang encer atau bagus memang mutlak dimiliki oleh seorang calon wartawan. Sebab saat membikin berita, seorang wartawan dituntut mampu menyajikan berita yang enak dibaca dan memikat orang. Dalam kondisi inilah. Kecerdasan seseorang mendapat ujian berat. Dia harus mampu menyajikan kalimat yang sederhana tapi memikat, menceritakan beragam perostiwa hasil liputan yang telah dilakukan.
Tanpa adanya kecerdasan otak, seorang wartawan akan kebingungan saat membikin berita. Memang ada teori khusus untuk membikin berita tersebut, yang biasanya dipelajari di kampus yang mengkaji ilmu telekomunikasi atau ilmu jurnalistik. Namun apapun teori penulisan berita, semua wartawan tidak akan bisa membuat berita yang baik, tanpa didukung dengan pemikiran yang cerdas.
Seorang wartawan juga harus memiliki sikap tangguh dalam bekerja, karena pekerjaan dalam jurnalistik bukan pekerjaan enteng. Banyak pahit getir yang harus dirasakan, bagi seseorang yang terjun dikancah wartawan. Jika seorang mudah putuh asa lembek atau lemah, maka dia akan kerepotan jika terjun sebagai wartawan.
Saat ditugaskan meliput berita didaerah terpencil misalnya, jelas dibutuhkan ketangguhan fisik bagi seorang wartawan. Demikian juga jika seorang wartawan diterjunkan dikawasan bencana, misalkan meliput bencana tsunami atau banjir besar, jelas dibutuhkan kondisi kesehatan yang benar benar prima.
Meski demikian, kancah wartawan memiliki keasyikan sendiri seorang wartawan terjun ke lapangan, meliput kondisi bencana yang demikian dahsyat dan memprihatinkan, merupakan tantangan yang harus dijawab. Ketika wartawan tersebut mampu meliput secara maksimal maka yang bersangkutan akan mendapatkan kepuasan yang tak ternilai harganya. Lebih lagi jika hasil liputan wartawan tersebut mendapat pujian dari redaktur, atau mendapat tanggapan positif dari masyarakat luas.
KARIR WARTAWAN MEDIA CETAK
Memangku profesi sebagai wartawan di sebuah media cetak, baik surat kabar harian, surat kabar mingguan atau majalah, merupakan salah satu karir yang bisa ditekuni oleh para sarjana. Untuk bisa terjun di kancah wartawan media cetak, tidak harus lulusan dari jurnalistik, ilmu komunikasi atau jurusan bahasa Indonesia. Terjun sebagai wartawan media cetak juga tidak harus memiliki latar belakang sebagai wartawan kampus misalnya. Namun seandainya Anda sudah memiliki pengalaman di bidang jurnalistik kampus, hal itu akan lebih baik.
Dalam pelaksanaannya di lapangan, sekarang ini mereka yang berprofesi sebagai wartawan di media cetak, berasal dari berbagai disiplin ilmu. Ada seorang redaktur bidang ekonomi atau wartawan ekonomi namun lulusan dari Teknik Geodesi. Adapula wartawan di bidang pemerintahan, atau wartawan kriminal misalnya, namun ternyata lulusan dari Jurusan Biologi.
Alumni Universitas Negeri Malang (dulu IKIP Negeri Malang), yang saat ini sukses berkarir di bidang jurnalistik juga cukup banyak. Sebut saja misalnya Anwar Hudiono, lulusan PLS Fakultas Ilmu Pendidikan UM, kini jadi redaktur senior di Harian Kompas Biro Jawa Timur. Ada juga Baihaqi, juga lulusan PLS UM, kini menjabat sebagai Kordinator Liputan (Korlip) Harian Jawa Pos, sekaligus merangkap pembina Radar di seluruh indonesia. Juga ada Ziz Mujahid lulusan Bimbingan Konseling UM pernah berkarir di Harian Republika sebelum terpilih menjadi anggota DPR.
Syarat yang harus dipenuhi agar seorang wartawan bisa sukses:
1. Semangat Yang Membara.
2. Selalu Berpikir Kreatif.
3. Kerjasama Tim.
KARIR WARTAWAN TELEVISI
Wartawan televisi atau jurnalistik televisi juga merupakan karir alternatif bagi lulusan Universitas Negeri Malang. Sama seperti karir di bidang wartawan media cetak, menjadi wartawan televisi juga bisa ditempuh oleh semua sarjana berbagai jurusan yang ada di Universitas Negari Malang.
Bagaimana agar bisa menjadi wartawan televisi? Banyak cara yang bisa dilakukan agar seorang sarjana bisa meraih impian menjadi jurnalis televisi. Baik menjadi jurnalis di media televisi lokal, maupun menjadi jurnalis di televisi nasional.
Bagaimana strategi yang bisa ditempuh untuk menjadi wartawan televisi tersebut? Ada beberapa cara yang bisa dilakukan, agar seorang sarjana bisa berprofesi sebagai wartawan televisi.
-Strategi pertama yakni mencari informasi di sejumlah televisi nasional dan televisi lokal terkait dengan lowongan kerja yang dibutuhkan.
Strategi pertama ini memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihannya yakni langsung diangkat sebagai jurnalistik di pusat media tersebut, sekaligus berpotensi diangkat sebagai karyawan organik.Kelemahanya jumlah pelamar sangat banyak, sehingga tingkat persaingan agar bisa lulus seleksi sangat ketat.
-Strategi kedua yaitu strategi menapak karir secara bertahap. Strategi ini tidak menempuh seleksi penerimaan jurnalis televisi di pusat, sebagaimana strategi pertama, tetapi menempuh karir di bidang jurnalistik secara bertahap. Yakni dari tahap yang paling bawah terus ke atas. Misalnya saja dimulai dengan berprofesi di media koran lokal atau media radio lokal, dan terus menempa diri dibidang jurnalistik. Bersamaan dengan itu juga menjalin hubungan baik dengan sejumlah jurnalis televisi.yang akan menjadi sasaran. Anda juga bisa mulai membantu jurnalis televisi nasional, di posisi sebagai kameramen misalnya. Setelah cukup lama berpengalaman membantu seorang jurnalis di televisi nasional, maka pelan tapi pasti akan terbuka peluang untuk berkiprah langssung sebagai jurnalis di kancah televisi nasional.
KARIR PENULIS BUKU
Berprofesi sebagai penulis buku merupakan salah satu karir yang bisa ditempuh lulusan Universitas Negeri Malang. Profesi ini sebetulnya menyediakan peluang yang sangat besar, dan belum banyak dilirik oleh para sarjana. Masih sangat sedikit lulusan sarjana yang tertarik secara serius untuk menekuni profesi ini. Karena itu peluang jadi penulis buku masih terhampar luas.
Apakah profesi sebagai penulis buku berpotensi bisa hidup berkecukupan alias melimpah dari segi finansial ? Terhadap pertanyaan ini jawabanya bisa iya tetapi juga bisa tidak Memang banyak penulis buku yang hidupnya pas-pasan, jika tidak mengetahui strateginya.
Bagaimana strategi yang baik agar bisa menjadi penulis sukses ? Banyak cara bisa dilakukan. Di antaranya yakni:
-Buat topik buku yang sedang dibutuhkan pasar.
-Jika memungkinkan, selain jadi penulis Anda juga bisa merangkap sebagai penerbit.
Jika sudah mendapatkan tema yang bagus dan layak pasar, maka langkah kongkrit selajutkan adalah:
-Membuat outline
-Menulis Bab per Bab
-Evaluasi penulisan setiap Bab
-Editing
Demikian makalah sederhana ini, sekedar sebagai pancingan agar diskusi kita lebih meriah.
Biodata Muhammad Zen:
-Alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta
-Jurnalis Televisi Nasional MNC Grup ( RCTI, TPI dan Global TV)
-Sebelum di TV, pernah jadi Kepala Biro Harian Suara Karya Jatim, dan wartawan Majalah Kartini.
-Penulis buku:
1. NU Pasca Khittah, Prospek Ukhuwah Dengan Muhammadiyah, MW Mandala Yogyakarta, 1992 (bersama Khoirul Fathoni).
2. Kiat Sukses Mengikuti Sertifikasi Guru, Cakrawala Media Publisher, Malang, 2007 (kici cetakan ke-4)
3. Jurus Ampuh Mengatasi Oknum Wartawan Nakal, Kiat Jitu Untuk Pejabat dan Pengusaha, Cakrawala Media Publisher, Malang, 2009 (kini cetakan ke-2).
4. Gus Dur Kiai Super Unik, Cakrawala Media Publisher, Malang, 2010.
Read Full Post »